Ada seorang bernama A Fui, di Sungailiat. Kelahiran di Kundi, Bangka Barat, desa terpencil dengan penghuni mayoritas orang-orang Tionghoa yang menganut kepercayaan tradisi mereka. Sejak kecil demi keselamatan anak ini menurut tradisi di tempat itu, ia harus di “khe” (kwee-pang, kay-pang) yakni diserahkan pada dewa hutan namanya Mao San. Dia pada suatu saat menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya tapi kemudian mengalami kesulitan untuk bersungguh-sungguh dengan Tuhan selama beberapa tahun lamanya. Sampai suatu saat di sebuah ibadah gereja ia mengalami jamahan Tuhan. Ketika sedang menyembah Tuhan ia mengalami kuasa Roh Kudus memasukinya dan mulai terdorong untuk bersaksi kemana-mana.

Tapi kemudian ia kehilangan gairah lagi dan berhenti bersaksi. Ia datang ke PD yang dibimbing pa Jack dan setelah menerima pengajaran baru pikirannya mulai terbuka. Bangkitlah keinginannya untuk hidup kudus.

Pada suatu saat isterinya memerlukan pelayanan pelepasan, dan akibatnya terbukalah pula masalah yang berkaitan dengan suaminya. Akhirnya pelayanan merambat ke arah A Fui juga. Ada satu masalah yang A Fui sadari yakni pikirannya sering terganggu oleh masa lalunya. Ketika hal-hal itu dibersihkan, mulai muncul roh lain yaitu si dewa hutan Mao San. Ia berbahasa Khek yang kuno sekali dan ketika Injil diberitakan kepadanya, dia mau bertobat dan menerima Tuhan Yesus dan keluar dengan manifestasi yang jelas. Mao San itu asalnya dahulu orang mati juga yang dipuja sebagai penguasa hutan. Tapi tak lama kemudian roh ayah A Fui yang sudah lama meninggal, muncul. Ia juga berbahasa Khek yang kuno, sehingga seorang ipar pa Jack yang mengerti bahasa itu harus menterjemahkan bahasa itu. Papa A Fui ini berkali-kali menunjuk ke arah punggung di belakangnya. Ketika ditanya mengapa dengan punggungnya itu, dia bilang dulu dia harus pikul barang-barang dagangannya berupa buah-buahan, ikan asin dan sebagainya dari rumahnya ke jalan raya sejauh 20 km dengan berjalan kaki kearah Mentok, lama kelamaan punggungnya ada gumpalan dan selalu sakit. Ketika ditanya apakah dia mau di sembuhkan dia bilang dia mau, dan dalam nama Tuhan Yesus dia disembuhkan dengan cepat. Setelah itu injil diberitakan kepadanya, dia mau menerima Tuhan Yesus dan keluarlah dia dari tubuh anaknya. Setelah itu muncul pula roh ibunya yang berbahasa Melayu campur dialek Sungai Liat. Dia lebih mudah dibimbing untuk menerima Tuhan Yesus sehingga keluar dengan mudah.

Setelah pelepasan itu, nampak dengan nyata terjadi pertumbuhan rohani yang pesat dengan A Fui ini. Kini ia bergabung dengan tim Revival di bawah pa Jack Rotinsulu mengerjakan ladang pelayanan Tuhan di Bangka dan terbeban dengan nasib orang-orang Bangka yang amat dikuasai oleh dunia orang mati.