SEKRETARIAT BARU JAKARTA

Kantor Sekretariat RTM Jakarta, sejak tgl 7-7-2010 pindah ke Greenville Blok BF-11. Rumah kontrak ini milik seorang ibu janda dengan 3 orang anaknya. Suaminya meninggal beberapa tahun yang lalu, karena mendadak terkena sakit pinggang ketika ia main badminton. Mereka pernah ke gereja Protestan, tetapi nampaknya si suami kurang serius dengan Tuhan karena masih suka berjudi.

Tanggal 28 Agustus 2010 ketika saya berada di Jakarta dan menginap di tempat itu juga, ada tiga orang yang berturut-turut minta didoakan, dan ketiga-tiganya kasus yang ujung-ujungnya bersangkutan dengan roh-roh orang mati saja. Lalu ada waktu senggang sebentar, saya melihat sopir saya pa Toto terbongkok-bongkok dan mengeluh sakit sekali pinggangnya.

Saya panggil dia untuk didoakan. Saya mencurigai bahwa dia diganggu orang mati juga, lalu saya tanya, apa ia pernah ke kuburan akhir-akhir ini. Dan memang beberapa hari yang lalu ia mengantar sekretaris saya Yulia membayar pajak sewa kuburan ayah mertua saya di kuburan Jl. Pandu di Bandung. Langsung saya mengusir roh-roh orang mati dari kuburan itu. Dia segera bermanifestasi dengan ter-batuk-batuk dan muntah-muntah. Tetapi ketika saya suruh berdiri tegak, ia masih merasakan sakit pinggangnya yang sama. Jadi saya coba mengusir sekali lagi roh-roh yang masih tinggal. Ketika terlintas dalam pikiran saya apakah dia barangkali roh pemilik rumah itu, saya usir roh pemilik rumah itu, dengan segera ia roboh dan berteriak :

“Aduh, sakit… sakit sekali…”

“Apakah engkau roh yang punya rumah ini? Ayo keluar!”

“Aku harus kemana? Aku yang punya rumah ini, engkaulah yang harus keluar karena ini rumahku!” Matanya melotot sambil menuding saya.

“Ok, ok, rumah ini sudah di kontrakkan kepadaku oleh isterimu. Ayo saya tolong kamu dahulu, kamu matinya dulu karena sakit pinggang yah?”

“Ya, aku jatuh waktu main badminton karena tiba-tiba sakit pinggang. Aduh… sakit sekali”

“Mau tidak ditolong agar kamu sembuh?”

“Ya, ya, mau…”

“Dulu kamu pernah ke gereja bukan? Tetapi kamu tidak percaya kepada Tuhan Yesus begitu?”

“Ya, ya, benar..”

“Ini kesempatan bagimu untuk bertobat dan mau mengakui Tuhan Yesus sebagai Juruselamat-mu. Mau tidak?”

“Ya, ya saya mau”

“Ok, sekarang kamu harus mengikuti doaku, minta ampun untuk segala dosa-dosamu dan minta tolong kepada Tuhan Yesus agar Dia mau menyembuhkan engkau! Ikuti doaku yah? Sekarang bilang: ‘Tuhan Yesus…’ “

Dia bilang: “Tuhan ssssss…”

“Ayo yang jelas, Tuhan Yesus…”

Dia bilang lagi “Tuhan ssssss… tidak bisa !!!…”

“Kenapa”

“Tidak bisa … sakit… “ Dan dia menunjuk-nunjuk ke lehernya : “Sakit….”

Saya sadar karena roh ini memakai tubuh pa Toto, yang sampai saat itu masih Muslim, bahwa di leher orang Muslim selalu ada sejenis roh yang selalu mencekik lehernya mencegahnya kalau dia berusaha menyebut kata “Tuhan Yesus”. Jadi saya usir dahulu roh yang mencekik di lehernya itu, baru roh orang mati itu dapat berkata-kata dengan lancar, sesuai ucapan saya:

“Tuhan Yesus saya minta ampun untuk dosa-dosa saya, dan saya percaya darah Tuhan Yesus sudah membayar semua dosa saya di kayu salib 2000 tahun yang lalu, sekarang saya undang Tuhan Yesus masuk ke dalam hati saya. Dan sekarang saya mohon Tuhan sembuhkan sakit pinggang saya. Terima kasih Tuhan Yesus. Amin”

Ketika saya buang sakit pinggangnya dia muntah beberapa kali lalu roh orang mati itu keluar dari Toto. Sekarang Toto dapat berdiri tegak dan ringan pinggangnya. Tetapi ceritera ini belum berakhir.

REUNI RSOM 2010

Pada tanggal 1-2 Sept yang lalu, bekas murid-2 RSOM yang pernah diadakan pada tahun 2002 mengadakan reuni di wisma Lagenta di Lembang. Dekat akhir session pertama dimana ibu Hanna Mauleki yang menyampaikan firman Tuhan, saya merasa perlu ke toilet. Tetapi saya melihat di kebun belakang kedua sopir saya sedang bercanda, dan ketika saya mendekat ternyata pa Toto sedang dipijit pinggangnya oleh pa Narto. Saya bertanya kepada pa Toto: “Apa yang terjadi?” Dia bilang dia sakit pinggang lagi.

“Apa sakitnya seperti di Jakarta?”

“Tidak pak, sudah sangat berkurang.” Lalu saya ajak dia berdoa lagi.

Ternyata pemilik rumah Jakarta itu lagi yang muncul. Ini mengherankan saya.

“Kenapa engkau masuk ke dalam Toto lagi?”

“Saya bingung saya tak tahu harus kemana kerena itu saya mengikut ke Bandung!”

Nah baru saya sadar bahwa setelah dia terima Tuhan Yesus dan disembuhkan, saya lupa atau tidak sempat meminta malaikat menuntun dia pergi kepada Tuhan Yesus agar diberi tempat di kerajaan surga.

“Lho kamu kan sudah disembuhkan juga tiga hari yang lalu, kenapa masih sakit pinggang?”

“Ya sakitnya tinggal sedikit”

Jadi saya ajak lagi dia berdoa meminta Tuhan Yesus menyembuhkan lagi pinggangnya sampai tuntas dan minta malaikat surgawi membawa dia kepada Tuhan Yesus agar diberi tempat di dalam Kerajaan Surga. Kali ini dia berdoa tanpa ada yang mencekik leher pa Toto lagi.

Setelah roh itu keluar, ternyata masih ada roh lain lagi yang bergetar-getar di dalam pa Toto. Saya tanya, kepadanya:

“Ini roh apa lagi yang masih di dalam sini?”

“Aki, aki na si Toto!”

Dia berbahasa Sunda yang kasar sekali, dan ternyata si Aki atau kakeknya pa Toto ini telah menjadi Jendral dari jin-jin di Bandung Selatan. Saya beritakan juga Injil keselamatan dengan beberapa orang dari tim saya yang mengerti bahasa Sunda sebagai penterjemahnya.

Dia bisa menerima Tuhan Yesus dengan mudah dan menerima pengampunan dosa-dosanya dari Tuhan lalu keluar setelah saya minta malaikat Tuhan menuntunnya keluar dan membawanya ke dalam kerajaan Tuhan Yesus.

Tau tidak, cara termudah menangani orang-orang mati seperti itu adalah dengan mengabarkan Injil pengampunan Tuhan Yesus melalui darah-Nya di kayu salib, mereka diselamatkan dan diberi tempat yang baik di Kerajaan Surga.

Kolose 1:19 Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan tinggal di dalam Dia, 20 dan melalui Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri–Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian dengan darah salib Kristus.

 

Bandung, 13 September 2010

Andereas Samudera


SAMBUNGAN CERITA

Ternyata cerita tentang orang mati yang sakit pinggang itu masih belum berakhir.

Kurang lebih seminggu setelah tulisan itu saya muat di web-site Revivaltm, sopir saya, Toto mengeluh lagi sakit pinggangnya. Saya agak bingung, dan dia mengatakan bahwa sakit pinggang itu masih belum hilang dari setelah didoakan di Lembang. Saya ajak dia masuk ke dalam rumah dan saya mulai berdoa lagi baginya. Dan ternyata roh orang mati sakit pinggang itu telah kembali lagi memasukinya. Saya mulai interogasi dia:

“Mengapa engkau kembali lagi ke sini? “

“Saya belum mendapat tempat!”

“Waktu di Lembang itu kamu belum jumpa dengan Tuhan Yesus sendiri?”

“Belum”

“Apakah kamu sudah melihat malaikat-malaikat Tuhan?”

“Belum”

“Sebenarnya siapa sih namamu?”

Dia menggeleng-gelengkan kepalanya, tak mau menyebut namanya.

“Kenapa kamu tak mau menyebut namamu?”

“Saya malu…!”

Saya menyadari bahwa dia masih belum mengalami pembebasan dari dosa-dosanya di masa lampau, karena masih terikat dengan roh-roh jahat.

“Dulu kamu banyak berbuat dosa yah?”

“Yah”

“Apa saja? Berzinah dengan banyak perempuan? Berjudi, mabuk? Banyak bertengkar dengan isterimu?”

“Yah banyak sekali”

Setelah saya ajak dia minta ampun satu persatu dosa-dosanya itu dihadapan Tuhan Yesus, saya menolongnya dan membebaskan semua roh perzinahan, roh perempuan-perempuan yang ada di dalam ingatannya, perjudian, mabuk, dan tukang bertengkar, sakit hati dan amarahnya, dia merasa lega dan hilang juga sakit pinggangnya. Rupanya sakit pinggang itu bertimbun-timbun di dalam dia karena setiap perbuatan dosa itu menambahkan banyak roh-roh yang menempel di pinggangnya! Dia merentang tangan-tangannya dan terlentang di atas karpet.

“Apakah engkau sudah bebas ?”

“Ya terima kasih Tuhan Yesus”

“Apakah engkau sudah melihat Dia?”

“Belum”

“Melihat malaikat-malaikat-Nya?”

“Belum”

Saya kemudian berdoa dan meminta Tuhan Yesus memperlihatkan diri-Nya dan juga malaikat-malaikat Tuhan kepadanya. Lalu nampak sepertinya dia melihat sesuatu di alam roh.

“Apakah engkau melihat sesuatu?”

“Yah, Tuhan Yesus-ku, angels, banyak.. besar sekali… saya diangkat naik sekarang… ya saya sudah mendapat tempat di surga…tapi saya belum bisa masuk…”

“Mengapa?”

“Tidak tahu, ada yang menghalangi saya…”

Saya tahu itu roh-roh pendakwa yang masih terus menuduh dia!

“Bapa Surgawi aku mohon agar roh-roh penuduh itu disingkirkan dari dia, dalam Nama Tuhan Yesus”

“Yah, saya sudah boleh masuk sekarang ke surga… Yah sekarang saya akan tinggalkan tubuh ini selamanya. Saya tidak akan kembali lagi, terimakasih Andereas…”

Ah dia berterima kasih! Dan mau panggil nama saya! Toto terbatuk-batuk sebentar dan dia sadar.

Saya bertanya kepada Toto:

“Kamu mengikuti semua kejadian tadi tidak?”

“Tidak pak”

Saya mencoba mendorong dia sedikit:

“Kamu harus menerima Tuhan Yesus di dalam hatimu To, kalau tidak kejadian begini akan terulang lagi, dengan roh-roh yang lain”

Dia belum bersedia, masih belum waktunya rupanya. Tapi kejadian ini mengajar saya untuk lebih teliti melayani arwah-arwah itu, merekapun perlu dilayani pelepasan agar tak kembali-kembali lagi. Tak ada jaminan bahwa mereka di terima di surga setelah mereka diusir keluar dari tubuh orang yang kerasukan. Kecuali ditolong juga terlepas dari jerat-jerat yang masih mengikatnya. Sesudah lewat satu bulan Toto tidak lagi mengalami gangguan dari orang mati itu, yang sampai sekarang belum saya ketahui juga namanya.

Bandung, 4 Oktober 2010